BAB I
(Tinjauan Tentang Ilmu Budaya Dasar)
A. Pendahuluan
Mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang
nilai-nilani, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi
manusia dalam hidup sehari-hari. Mata kuliah ini di harapkan agar lulusan
perguruan tinggi kita dari semua jurusan dapat mepunyai suatu kesamaan bahan
pembicaraan. Adanya kesamaan ini dapat di harapkan, agar interelasi antara
intelektual kita lebih sering dengan akibat yang positif bagi pembangunan
negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan khususnya.
B. Ilmu Budaya Dasar Sebagai Bagian dari Mata Kuliah
Dasar Umum
Secara khusus
MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana yang berkualifikasi
sebagai berikut :
1. Berjiwa pancasila
2. Takwa terhadap tuhan
yang maha esa
3. Memeliki wawasan
komprehensip dan pendekatan integral
4. Memiliki wawasan budaya
yang luas tentang kehidupa bermasyarakat.
Jadi, pendididkan umum yang
menitikberatan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa. Serta
betujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang atau disiplin
ilmunya.
C. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara
sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang di harapkan dapat
memberikan pengetahun dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusi dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar
dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities
itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang bia diartikan manusia,berbudaya
dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya
dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan
penajaman kepekatan mahasiswa terhadap lingkungan budaya
2. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pndangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan kebudayaan serta mengembangkan daya kritis,
3.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta
ahli dalam bidang disiplin masing-masing.
4.
Mengushakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog
satu sama lain.
E. Ruang Lingkup
Ilmu Budaya Daasar
Ada 2 masalah
pokok yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian
mata kuliah imu budaya dasar , yaitu :
1. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapkan masalah kemanusiaan dan
berbudaya yng dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang satu tau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kehidupan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua
masalah pokok yang bias dikaji dlam mata kuliah ilmu budya dasar tersebut
diatas manpak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam
pengkajian. Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
- Manusia dan cinta kasih
- Manusia dan keindahan
- Manusia dan penderitaan
- Manusia dn keadilan
- Manusia dan pandangan
hidup
- Manusia dan tanggung
jawab serta pengabdian
- Manusia dan kegelisahan
- Manusia dan harapan.
BAB II
(Manusia dan Kebudayaan)
1. Manusia
Manusia
adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam
dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.
Ada dua pandangan yang akan
kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsure-unsur yang membangun
manusia :
1) Manusia terdiri dari
empat unsur yang saling terkait, yaitu :
a. Jasad,
yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto,
dan menempati ruang dan waktu
b. Hayat, yaitu mengandung
unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c. Ruh,
yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
memahami kebenaran, suatu kemampuan pencipta yang bersifat konseptual yang jadi
pusat lahirnya kebudayaan
d. Nafas, yaitu kesadaran
tentang diri sendiri
2) Manusia sebagai satu
kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, yang
merupakan struktur kepribaadian yang paling primitif dan paling tidak
nampak.
b. Ego,
merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali di bedakan dari
Id, sering kali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena perannya dalam
menghubungkan energy Id kedalam saluran sosial yng dapat dimengerti oleh orang
lain.
c. Superego,
meruoakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia 5
tahun
B. Hakekat Manusia
a.
Mahkluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan
yang utuh. Tumbuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya
konkrit tetapi tidak abadi. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia
sebagai peenggerak dan sumber kehidupan.
b.
Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahkluk
lainnya.
Kesempurnaan terletak pada abad dan kebudayaannya, karena manusia dilengkapi
oleh penciptannya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat dalam jiwa
manusia. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia
misalnya :
1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenan dengan pengetahuan.
2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan
3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenan dengan kebaikan
4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkeknan dengan harga diri karena
ada kelebihan dari yang lain
5. Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenan dengan kelompok atau korp
atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain
6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenan dengan agama atau
kepercayaan
c. Mahkluk biokultural, yaitu mahkluk
hayati dan budayawi
Manusia
adalah produk dari saling tindak atu interaksi faktor-faktor hayati dan
budayawi. Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah akal dan budi atau
boleh dikatakan pikiran dan perasaan. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya
tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan.
d. Makhluk
ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (Ekologi) mempunyai kualitas dan
martabat karena kemampuan bbekerja dan berkarya. Sorean Kienkegaard seorang
filsuf Denmark peloppor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam
konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan
linhgkungannya (ekologi), mempunyai sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum
alamiah pula.
1. Kepribadian
Bangsa Timur
Francis L.K
Hsu adalah Sarjana Amerika keturunan Cina, yang mengkombinasikan dalam dirinya
keahlian di dalam ilmu antropologi , ilmu psikologi, ilmu filsafat dan
kesusastraan cina klasik, ( homeostatis psikologi ). Ilmu psikologi yang memang
berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil
tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau
banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis
tersendiri.
Konsep yang
dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain menurut francis
L.K.Hsu adalah konsep JEN. Dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang berjiwa
selaras, manusia yang berkepribadian. Itu adalah manusia yang dapat menjaga
keseimbangan hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya,
terutama lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan paling serius, kepada
siapa ia dapat mencurahkan rasa cinta, dan kemesraan.
2. Pengertian
Kebudayaan
Kata
Kebudayaan berasal darikata kultur yang dalam kata Latin adalah cultura (kata
kerjanya, colo,colore) dan artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah.
Pengertian ini berkembang menjelang abad 18 melalui karangan Herder
tentangsejarah semesta, Ideen zur Geschichte der Menscheit, dan
terutamakarangan Klem berjudul Allgemeine Culturgesschichte der Menscheit.Dalam
analisa kedua tokoh ini perkataan kultur atau kebudayaan dalamarti yang modern
mendapat arti tingkat kemajuan, yaitu tingkat pengerjaanatau pengolahan yang
dicapai manusia pada suatu ketika dalam perjalanansejarah.. Berdasarkan ilmu
Antroplogi, Koentjaraningrat mendefenisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan
culture, dalam kata Sanskerta adalah budaya, dalam bentuk jamak dari buddhi
yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan
hal-hal yang bersangkutan dengan akal, atau daya dari budi..Selanjutnya,
Soerjanto Poespowardojo dalam memaknai kebudayaan menegaskan bahwa: Kebudayaan
adalah identitas suatu bangsa. Dengan demikian,jelaslah bahwa kebudayaan bukan
sekedar pakaian, melainkan hidup yang memolakan setiap sikap dan perbuatan
berdasarkan nilai yang dihayati. Maka, kebudayaan adalah keseluruhan warisan
yang dilanjutkan dari generasi yang satu ke generasi seterusnya.
Stephen K
Sanderson tidak melihat kebudayaan sebagai pewarisansecara biologis, tetapi
”kebudayaan sebagai keseluruhan karakteristik paraanggota sebuah masyarakat,
termasuk peralatan, pengetahuan, dan caraberpikir dan cara
bertindak yang telah terpolakan, yang dipelajari dandisebarkan serta bukan
merupakan hasil dari pewarisan biologis. Sanderson membagi empat karakteristik
utama kebudayaan, pertama, kebudayaan mendasarkan diri pada simbol. Simbol
sangat esensial bagi kebudayaan, karena ia merupakan mekanisme yang diperlukan
untuk menyimpan dan mentransmisikan sejumlah besar informasi yang membentuk
kebudayaan. Kedua, kebudayaan itu dipelajari dan tidak tergantung kepada
pewarisan biologis dalam transmisinya. Ketiga,kebudayaan adalah sistem yang
dipikul bersama oleh anggota suatu masyarakat, yakni, ia merupakan representasi
dari para anggota masyarakat yang dipandang secara kolektif daripada
individual.
3. Unsur-Unsur
Kebudayaan
C Kluckhohn di dalam karyanya berjudul
Universal Categories of culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
universal, yaitu :
1. sistem religi (sistem kepercayaan)
2. sistem organisasi kemasyarakatan
3. sistem pengetahuan
4. sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
5. sistem teknologi daan peralatan
6. bahasa
7. kesenian
4. Wujud
Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
1. kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia wujud ini disebut sistem
budaya, sifatnya abstral, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala
manusia yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
bersifat kongkret, dapat diammati atau diobservasi. wujud ini sering disebut
sistem sosial.
3. wujud sebagai benda aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak
lepas dari berbagai pengunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk
mencapai tujuannya.
5. Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai karya manusai memiliki sistem
nilai. Menurut C. Kulckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation
(1961) sitem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal
menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia (MH) hakekt hidup untuk setiap kebudayaan berbeda
secara ekstern, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan
pola-pola kelakuan tertentu mengaggap hidup sebagai suatu hal yang baik
“mengisi hidup”.
2. Hakekat karya manusia (MK) setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda,
diantaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya
memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk
menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia (WM) hakekat waktu untuk setiap kebudayaan
berbeda, ada yang berpandangan memntingkan orientasi masa lampau, ada pula yang
berpandangan untuk masa kini atau masa yang akan datang.
6. Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam
keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi
dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya.
tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika
dan gerak. Terjadina gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan
sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
masyarakat yang hidupnya terbuka, berada dalam jalur-jalur hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
7. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
kaitan manusia dan kebudayaan tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Eksternalisasi
Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
dengan membangun dunianya.
2. Obektifitas
Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusai dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi
Proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan
baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
BAB III
(Konsepsi Ilmu
Budaya Dasar Dalam Kesusastraan)
A. Pendekatan kesusastraan
IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris
the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti
manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities
berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the
humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam
the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan
keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni
dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya.
Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang
menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang
menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya. Karena seni adalah ekspresi yang
sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif,
nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara
penyampaiannya.
B. Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa
Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat
digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta
berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa
lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun. Prosa terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru.
Lima Komponen
Dalam Prosa Lama :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
Lima Komponen
Dalam Prosa Baru :
1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
C. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra
(prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita.
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca
mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa
atau kejadian yang dikisahkan.
2. Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam
ensildopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu.
D. Ilmu Budaya Dasar yang di hubungkan dengan puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create)
adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak
terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang
padat.
Kreativitas
Penyair Dalam Membangun Puisinya, yaitu :
1. Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi,
metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup,
menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata
yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair
sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu
kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi
tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar
adalah sebagai berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra
puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti manusia ingin mempunyai
kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya drai sekedar
pengalaman hidup yang terbatas. Dengan pengalaman itu dapat memberikan kepada
mahasiswamemiliki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti
banyak tentang dirinya dan tentang masyarakat.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk
dapat menejnguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri,
karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaja bagian dalam
hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, yang terlibat dalam isue dan
problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia
sosial yang bisa berupa:
· penderitaan atas ketidak adilan
· perjuangan untuk kekuasaan
· konflik dengan sesamanya
· pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika,
estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak
mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih (yang terpaut didalamnya kasih sayang,
cinta, kemesraan dan renungan).
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumah
pohon jambu dihalaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran tiba-tiba ia bettanya
"mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka ?"
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk
hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening
dan belaian-belaian mesra jari jemari mereka yang bergetar. Cinta kasih
itu kadang-kadang tidak berdiri sendiri, is sering berpadu dengan nilai-nilai
kemanusiaan yang lain seperti penderitaan (kesepian, kesedihan, keputusasaan,
dll). "Padamu jua" misalnya mengungkapkan pandangan hidup ketuhanan
dan ratapan hati Amir Hamzah yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah
begitu mesra dengan seorang gadis jawa direngut dan diputuskan oleh ayahnya,
yang akan menjodohkan puteranya dengan gadis pilihan ayahnya yang masih
terbilang kemenakannya sendiri.
Selanjutnya puisi Amir Hamzah yang berjudul PADAMU
JUA yang menceritakan seorang pemuda yang tabah menghadapi cobaan hidup, ia
selalu mendekatkan diri pada Tuhan. Allah satu-satunya zat yang maha pengasih
dan penyayang yang dicintainya, yang menjadi tumpuannya mendapatkan pegangan
dan petunjuk, sehingga ia dapat menguasai diri dari putus asa. Ia selalu
merenung-renung dalam sholatnya dan pasrah atas kehendak Tuhan yang menentukan
jalan nasibnya. Dalam mendekatkan diri dengan Tuhannya, ia selalu merindukan dan
mendambakan rupa Tuhannya, namun tak pernah kunjung nampak. Amir hamzah jadi
bingung dan cemas, khawatir Tuhan tidak mencintainya. Namun akhirnya ia sadar
dan taqwa bahwa zat Allah memand tak dapat menjangkau oleh indra manusia,
kecuali ucapan dengan ucapan (dalam Sholat, berdoa, dsb).
Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam alam
merafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya.
Walaupun demikian, bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan dapat membantu
pembaca dalam menafsirkan maknanya.
Selanjutnya ada prosa yang berjudul “Menembus
Waktu” yang menggambarkan berbagai hubungan, yakni:
1. Manusia dan Harapan
Terlihat keinginannya agar tidak terlalu lama menunggu untuk berobat,
sehingga ia sengaja menemui doter pada malam hari.
2. Manusia dan Cinta Kasih
Terlihat begitu besar kasih sayang dan cinta haris yang Tulus kepada
gadis yang dicintainya, walaupun cintanya ditolak.
3. Manusia dan Keadilan
Disini terlihat keadilan pada sikap Haris. Walaupun cintanya yang tulus
ditolak, ia tak pernah merasa sakit hati, bahkan membantu segala macam
persiapkan pada pernikahan gadis yang dicintainya.
4. Manusia dan Penderitaan
Disini terlihat penderitaan, karena Farid calon suaminya meninggal
dunia. Sehinggaacara pernikahannya yang telah disiapkan tidak jadi
dilangsungkan.
5. Manusia dan Tanggung Jawab
Terlihat tanggung jawab haris kepada Gadis yang dicintainya. Haris
menghiburnya dan memberi petunjuk agar is pindah dari kampung halaman. Haris
pulalah yang mencarikan pekerjaan untuknya.
6. Manusia dan Pandangan Hidup
Terlihat pandangan hidupnya yang menganggap Haris
sebagai kakak.
7. Manusia dan Kegelisahan
Terlihat kegelisahannya, karena rasa tidak tentram dihati ketika
memasuki kompleks perumahan yang sunyi.
Dalam “Balada Penantian” penyair Rendra
mengekspresikan penghayatan dan pengalaman batinnya terhadap kemalangan dan
penderitaan seorang gadis yang selalu menantian kedatangan kekasihnya yang tak
pernah kunjung datang, meskipun ia begitu kasmaran. Si pacar ternyata tipe
lelaki yang tak bertanggung jawab.
Sang gadis tetap menanti dengan setianya walaupun
ia terus bergelut dengan kesepian, kerinduan, dan kesedihan dan dimakan usia.
Ibunya tak sempat melihat ia berumah tangga dan bahagia, dan adik-adiknya telah
diganduli bayi-bayi. Akhirnya sang gadis putus asa dan melampiaskan dendamnya
pada setiap lelaki yang menginginkan tubuhnya.
Pada diri manusia cinta kasih senantiasa menjiwai
kehidupannya: kasih sayang seorang ibu kepadanya anaknya, ayah kepada
keluarganya, dan juga cinta tanah air atau patriotisme pada pemuda kepada tanah
airnya.
Asrul sani dengan sajaknya “Surat dari Ibu” mengungkapkan
betapa tulus cinta dan kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya. Bukan dengan
memanjakannya melainkan dengan nasehat dan petuah-petuah agar anaknya pergi
menuntut ilmu ke negeri seberang dan mencari pengalaman hidup
sebanyak-banyaknya. Kalau anaknya telah menjadi ornag barulah ia boleh pulang
dan si Ibu akan membicarakan masa depannya, hidup berumah tangga.
BAB IV.
MANUSIA DAN CINTA KASIH
1. Pengertian Cinta
Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa)
sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh
belas kasihan, dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga
kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasih.
Walaupun cinta kasih memegang peranan yang penting dalam kehidupan
manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan
kelurga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan
manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara
manusia dengan Tuhanya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas,
mengikuti perintahNya, dan berpegang teguh pada syariatNya.
Contoh kasus :
Cinta seorang Ibu kepada anaknya, bagaimana rasa cinta kasihnya mengasuh
anaknya dengan sepenuh hati sejak mengandung lalu melahirkan ke dunia hingga
mengenalkan dan mengajarkan serta membimbing hingga tumbuh dewasa.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono,
dikatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu:
1. keterikatan adalah adanya perasaan
untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan
orang lain kecuali dengan dia, kalau janji dengan dia harus ditepati.
2. keintiman yaitu adanya
kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan
dia sudah tidak ada jarak lagi.
Contoh Kasus:
panggilan-panggilan
formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama
atau sebutan, sayang dan sebagainya.Makan minum dari satu piring, cangkir
tanpa rasa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa
berhutang, tidak saling menyimpan rahasia dan lain-lainya.
3. kemesraan, yaitu adanya rasa ingin
membelai dan dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya
ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,dan seterusnya.
Cinta yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintimanatau kemesraan
kurang, cinta seperi itu mengandung kesetiaan yang amat kuat.
Kemudian, cinta yang diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi
unsur keintiman dan ketertarikannya kurang, cinta seperti itu dinamankan cinta
yang pincang. Lebih erat lagi bila salah satu unsur cinta itu tidak ada,
sehingga tidak terbentuk segitiga, cinta yang demikian itu tidak sempurna, dan
dapat disebutkan itu bukan cinta.
Menurut Dr.Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta
adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai
kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Jika seseorang ingin
menikmatinya dengan cara yang terhormat dan mulia, suci dan penuh taqwa, tentu
ia akan mempergunakan cinta itu untuk mencapai keinginannya yang suci dan mulia
pula. Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan
berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,
anak, saudara, suami/istri dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah cinta
yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang adatang dari perasaan
hati dan jiwa. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang paling keji, hina
danmerusak rasa kemanusiaan. Bentuknya seperti cinta kepada thagut, cinta
berdasarkan hawa nafsu, cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua,
anak istri, perniagaan,dll.
2. Cinta Menurut Agama
Etika cinta dapat dipahami dengan mudah
tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih
mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Cinta menampakkan diri dalam
berbagai bentuk.
1. Cinta diri : Manusia senang untuk tetap
hidup, mengembangkan potensi dirinya, dengan mengaktualisasikan diri. Namun
hendaknya, cinta manusia pada dirinya sendiri tidaklah terlalu berlebihan dan
melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta
pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
2. Cinta kepada sesama manusia: Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keharmonisan dengan manusia lainnya, ia
seharusnya membatasi cintanya sendiri dan egoisnya. Hendaknya ia menyeimbangkan
cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang lain.
3. Cinta seksual : Cinta yang erat
kaitannya dengan dorongan seksual. sebab ialah bekerja dalam melestarikan kasih
sayang. Dorongan seksual melakukan suatu fungsi yang penting, yaitu melahirkan
keturunan demi kelangsungan jenis,dan merupakan factor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga.
4. Cinta kebapakan : merupakan dorongan
psikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anaknya,karena
mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginy dan sumber kekuatan serta
kebanggaan.
5. Cinta kepada rasul: Seorang mukmin yang
benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai rasulullah yang telah
menanggung derita dakwah islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
islam tersebar diseluruh penjuru dunia,dan membawa kemanusiaan dari kekelaman
kesesatan menuju cahaya petunjuk.
3. Kasih sayang
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karangan W.J.S.Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari
masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran,saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Pemberian cinta kasih orang tua diantaranya:
a. Orang tua bersikap aktif, si anak
bersifat pasif
b. Orang tua bersifat pasif, si anak
bersifat aktif
c. Orang tua dan anak sama-sama bersifat
pasif
d. Orang tua dan anak sama-sama bersifat
aktif
4. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar
mesra, yang artinya perasaansimpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang
akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah
berumah tangga.
Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya
makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis
secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang
lain”. Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam
kisah “romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah Roro mendut-Pronocitro.
Kemesraan dapat menibulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai kemampuan dan bakatnya. Kemesraan cinta
tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dan
sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka
yang bergetar.
5. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi
cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Halini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti ,
nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan
juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintahnya. Karena
itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan
ketakutan itu manusia memuja-nya. Pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup
manusia, Karena tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan
penciptaan semesta untuk manusia. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam
bentuk pemujaan atau sholat. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara
pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Sholat di
rumah, di masjid, sembahyang di pura, di candi, di gereja bahkan
ditempat-tempat yang dianggap kerama merupakan perwujudan dari pemujaan kepada
Tuhan atau yang dianggap Tuhan. Pemujaan iu sebenarnya karena manusia ingin
berkomunikasi dengan Tuhannya, Mohon ampun atas segala dosanya, mohon
perlindungan, dsb.
6. Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga
macam cinta. Cinta agape ialah manusia kepada tuhan. Cinta Philia ialah cinta
kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara, dan Cinta Amor/aeros ialah cinta
antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dan amor ini adalah cinta eros
karena kodrati sebagai laki-laki dan permpuan. Sedangkan cinta amor karena
unsur yang sulit dinanar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau
dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi
yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakanperpaduan antara
cinta agape dan cinta philia. Cinta sesama ini diberikan istilah belas kasihan
untuk membedakan antaracinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan.
Cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan
karena penderitaannya(tua, sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang
dideritanya, dan sebagainya).
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak.
Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalhnya sanggupkah ia
menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka
berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada
situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada
yang memberikan bpakaian, makanan dan sebagainya.
7. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta
kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu
merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun
terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, keduanya mempunyai
kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja.
Cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang
eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai
waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain.
Dalam cinta kasih erotis terdapat ekslisif yang tidak terdapat dalam
cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Ciri-ciri ekslusif dalam
cinta kasih erotis ini perlu di bicarakan lebih lanjut. Kerap kali ekslusivitas
dalam cinta kasih erotis disalah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan
hak milik.
Cinta kasih Erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan
bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan,
kedua-duanya benar, atau lebih tepatnya jika dikatakan bahwa tidak terdapat
pada yang satu, juga tidak pada orang lain.Oleh karena itu, gagasan bahwa
hubungan pernikahan mudah saja diputuskan apabila orang tidak bersukses
didalamnya, merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa
hubungan semacam itu, di dalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.
Bab V
MANUSIA DAN
KEINDAHAN
A. KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala
hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga,
suara, warna, dan sebaginya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai
yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
a. APAKAH KEINDAHAN ITU ?
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang
berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati
jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Menurut The Liang Gie dalam bukunya
“Garis besar estetika”. Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan
itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa Perancis–”beau”, sedang
Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya
adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan
menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum. Menurut
cakupannya orang hams membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak
dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa
Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda
atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu
kadang-kadang dicampuradukkan raja. Disamping itu-terdapat pula perbedaan
menunit luasnya pengertian, yakni:
a) keindahan dalam arti yang luas
b) keindahan dalam arti estetis mumi
c) keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan
Bangsa Yunani
juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya
‘symmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya pada karya pahat
dan arsitektur. ) dan hamlonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran ( music
). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi :
a) keindahan seni
b) keindahan alam
c) keindahan moral
d) keindahan intelektual
Keindahan
dalam arti estetis mumi menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti
terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang
dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dan bentuk dan warna.
keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu
yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah
kesatuan ( unity ), keselarasan ( harmony ), kesetangkupan ( symmetry ),
keseimbangan ( balance ) dan perlawanan ( contrast ). Ada pula yang
berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang
selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Filsuf dewasa
ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara
pencerapan-pencerapan inderawi kits ( beaty is unity of formal relations of our
sense perceptions ).
Sebagian
filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan ( pleasure
), yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau
pendengaran. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos ( 1225 – 1274 ) mengatakan,
bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
b. NILAI ESTETIK
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti hal nya
nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut nilai estetik.
Masalahnya
sekarang ialah : apakah nilai estetik itu.? dalam bidang filsafat, istilah
nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti
kebethargaan ( worth ) atau kebaikan ( goodness ). Dalam dictionary of
sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih
terinci lagi sebagai berikut :
“The believed
capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject
which causes it to be on interest to an individual or a group”. ( kemampuan
yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk me imuaskan suatu keinginan
manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
sesuatu golongan ).
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya ( instrumental / contributory ), yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu.. Nilai instrinsik adalah sifat balk dari benda yang
bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu
sendiri.
Contoh :
1) Puisi bentuk puisi yang terdiri dari bahasa,
diksi, bans, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang
ingin disampaikan kepada pembaca melalui ( alat benda ) puisi itu disebut nilai
instrinsik.
2) Tari, tarian Damarwulan - minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar
dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya.
Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin
disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai
instrinsik.
c. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu
yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan
dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu
itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas,
maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan
ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk merasakan, menikmati keindahan.
Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan
seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi,
ia lebih suka menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata
lain, ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan
keindahan.
d. APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni
berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak
berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari
keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni
didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu
dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia,
mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat,
mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba
menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai
lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Sebagai
contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul
“Bersatulah Pelacur - pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes
perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan
sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan
sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak
menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak
indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi
kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan
alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan
mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan
itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
e. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam buku AN Essay on Man ( 1954 ), Ems Cassirer mengatakan bahwa arti
keindahan tidak bisa pemah selesai diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat
menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats ( 1795 - 1821 ) sebagai
pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of beuty is a joy forever
its loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness
Dia
mengatakan, bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama lamanya,
kemolekannya bertambah, dan tidak pemah berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di
atas, Keats mengambil bahannya dari Endymion yang terdapat dalam mitologi
Yunani kuno. Endymion dalam mitologi itu sendiri mempakan penjabaran dari
konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion
adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu
muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats,
orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jurnlahnya. Mereka
mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan
ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan
tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.
Mengenai
keindahan, Coleridge mengutip Shakespeare ( 1564 - 1616 ) dalam karyanya
midsummer night: Thing base and vile holding no quality / love can transpose to
form and dignity”, yaitu sesuat yang rendah dan tidak menpunyai nilai, dapat
berubah dan menjadi berarti. Inilah yang menggelisahkan Coleridge. Dia
menggunakan tembakau sebagai contoh : karena kekuatan kebiasaanlah, maka
tembakau yang sebenamya tidak enak dapat menjadi nikmat. Perubahan ini dapat
mempenganilhi imajinasi: dengan merasakan nikmatnya tembakau maka dalam
angan-angan seseorang, segala sesuatu yang berhubungan dengan tembakau dapat
menjadi indah.
Kegelisahan
Coleridge ini tercermin dalam “Frost at midnight ( 1798 ), sebuah sanjak mengenai
salju tipis yang tunin di tengah malam. Salju inilah yang baginya merupakan hal
sesaat. Jatuhnya salju ini mengingatkan Coleridge pada dusunnya yang penuh
sesak orang. Disini proses imajinasinya mulai tumbuh. Keindahan adalah
sublimasi yang terjadi karena kebebasan menyendiri dan hikmah ketidak
berdosaan.
Selanjutnya
Keats membedakan antara orang biasa dan seniman, dan antara seniman biasa dan
seniman yang baik yang dapat mencipta sesuatu yang indah menurut dia. Pada
sesuatu kesempatan is melihat lukisan “Death on the Pale Horse”, karya pelukis
West, misalnya, yaitu mengenai seseorang yang coati di atas kuda yang pucat,
dia langsung berpendapat bahwa West bukanlah seniman yang baik. Menurut Keats,
West tidak mempunyai cukup negative capability.
Pada
hakekatnya negative capability adalah suatu proses. Keraguan, ketidaktentuan
dan misteri adalah suatu proses. Proses inilah yang membuat seseorang menjadi
kreatif.
Ada persamaan
hakiki antara J.Keats dan Coleridge dalarn menanggapi hal - hal sesaat. Bagi mereka
hal - hal sesaat adalah pelatuk yang meledakkan imajinasi dan imajinasi ini
langsung membentuk keindahan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah
teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.
a. TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling”
( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama
bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu
karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia
Benedeto Croce ( 1886 - 1952 ) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam
bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”.
Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan
bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang
seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam
kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan
yang sama.
b. TEORI METAFISIK
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang
tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian
membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber
seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan ( imitation theory ).
c. TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf
manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta
umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli
estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya
seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode
psikologis. Misalnya berdasaikan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses
penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang
seniman. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang
dikembangkan oleh Freedrick Schiller ( 1757 - 1805 ) dan Herbert Spencer ( 1820
- 1903 ). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk
bermain-main ( play impulse ) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi
yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (
signification Theory ) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari
perasaan manusia.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam
pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian
atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars
memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam
keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya
adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal.
Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan ( unity ).
Filsuf Ingris
Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan
hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi
kita ( beauti is unity of formal relations among our sence-perception ).
Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari
perenungan yang menyenangkan.
a. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa
dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat
dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda
indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda
tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang
terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.
Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat,
sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan
Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta
nilai estetik adalah sifat ( kualita ) yang memang telah melekat pada bentuk
indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori
subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda
itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu
benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat
itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu
hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya
seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
b. TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari
benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah
telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan
sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa. Sebagai contoh
bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu
dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang
diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari
benda-benda yang disusun ( yakni mempunyai bagian-bagian ). Bangsa Yunani
menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat
dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan
dalam benda-benda bersusun yang indah.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke
17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat
empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah
kesan yang subyektif sifatnya.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap
pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-benda. Para seniman romantik
umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya
keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan
pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang
keindahan.
Bab VI
Manusia dan
Penderitaan
a. Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Intensitas penderitaan bertingkat – tingkat,
ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat tidaknya intensitas penderitaan. Penderitan akan dialami semua orang, hal
itu sudah merupakan “resiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau
kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan dan kesedihan
yang kadang–kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.
Bagi manusia yang tebal imannya musibah yangdialami akan cepta dapat
menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang
ditentukan Tuhan atas dirinya. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh
suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang
penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa tuhan
tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
b. Siksaan
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang. Timbullah
penderitaan. Siksaan yang isfatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan
ketakutan.
Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan
mana yang akan diambil.
Kesepian
dialami oleh orang yang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya
walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara
lain :
a. Claustrophobia
dan agorahobia
Claustrophobia
adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang
disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b. Gamang
Merupakan
ketakutan bila seseorang berada ditempat yang tinggi.
c. Kegelapan
Merupakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
d. Kesakitan
Merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
e. Kegagalan
Merupakan
ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang dijalankan
mengalami kegagalan.
Apa
yang menyebabkan seseorang menjad phobia ?
Ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung
berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis
yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya
hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu
phobia adalah problema dan tidak perlu menemukan penyebabnya supaya mendapatkan
perawatan dan pengobatan.
c. Kekalutan
mental penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental.
Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak
mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
berdangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a. Nampak
pda jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung.
b. Nampak
pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya
b. Usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah.
c. Kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
:
a. Kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna;
b. Terjadinya
konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan
dengan apa yang ada dalam menyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri
lagi.
c. Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial.
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif
: trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup.
b. Negatif
: trauma yang dialami diperlukan atau diperturutkan, sehingga bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
diinginkan. Bentuk frustasi antara lain:
1. Agresi
berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi(tekanan darah tinggi) atau tindakan
sads yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi
adalah kempali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan
3. Fiksasi
adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama
4. Proyeksi
merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap
sendiri yang negatif pada orang lain.
5. Identifikasi
adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya.
6. Narsisme
adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior daripada orang lain.
7. Autisme
adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil.
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. Kota-kota
besar
2. Anak-anak
muda
3. Wanita
4. Orang
yang tidak berguna
5. Orang
yang terlalu mengejar materi
d. Penderitaan
dan perjuangan
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia
hidup, bahwa manusai hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan
juga menderita. Karena manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup
sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha
mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai
doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya malapetaka.
e. Penderitaan,
media masa dan seniman
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar tv,
pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan
dari jauh penderitaan manusai. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia
untuk berbuat sesuatu. Media massa merupakan alat yang apling tepau tuntuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
f. Penderitaan
dan sebab-sebabnya
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusai
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusai dengan alam sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki
manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusisa penyebabnya.
b. Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan/ azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
g. Pengaruh
penderitaan
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif maupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan meungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Apabila sikap negatif dan
sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca,
penonton, maka para pembaca, para penonon akan memberikan penilaiannya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai
kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah
tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan
yang berupa hambatan harus disingkirkan.
BAB VII
Manusia dan Keadilan
A. Pengertian Keadilan
Arti dari keadilan menurut beberapa pendapat, yaitu :
Keadilan menurut Ariestoteles adalah kelayakan
dalam tindakan manusia. Kelayakan di sini diartikan sebagai titik tengah
diantara ke dua ujung ekstrem yang menyangkut dua orang atau benda. Jadi, bila
ada dua orang yang mempunyai kesamaan yang sudah ditetapkan maka masing-masing
orang akan memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama maka
terjadilah pelanggaran terhadap propisisi yang berarti ‘ketidak adilan’.
Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri
manusia. Sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan
perasaan dikendalikan oleh akal.
Keadilan menurut Socrates merupakan keadilan yang
tercipta bila warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah
menjalankan tugasnya dengan baik.
Keadilan menurut Kong Hu Cu adalah keadilan terjadi
apabila anak sebagai anak, ayah sebagai ayah, dan raja sebagai raja yang
masing-masing melakukan kewajibannya, tetapi ini terbatas pada nilai-nilai
tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Keadilan menurut pendapat yang lebih umum adalah
pengakuan dan perlakuan yang seimbang Antara hak dan kewajiban. Jadi lebih
detailnya, keadilan merupakan keadaan dimana setiap orang memperoleh apa yang
menjadi haknya dan setiap orang mmperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
B. Keadilan Sosial
Panitian ad-hoc majelis permusyawarahan rakyat sementara 1966 memberikan
perumusan, yaitu:
“Sila keadilan social mengandung prindip bahwa setiap orang di Indonesia
akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan
kebudayaan”.
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila (ekaprasetia pancakarsa) dicantumkan ketentuan, yaitu:
“Dengan sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
social dalam kehidupan masyarakat Indonesia”.
Asas yang menuju dan terciptanya keadilan social itu akan dituangkan
dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur
pemerataan, yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan,
sandang dan perumahan.
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi
generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh kesempatan memperoleh keadilan.
C. Berbagai Macam Keadilan
A. Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang
menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat
Plato disebut ‘Keadilan Moral’ sedangkan Sunoto menyebutnya ‘Keadilan Legal’.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras yang membentuk suatu masyarakat dan terwujud bilamana setiap anggota
masyarakat melakukan fungsinya secara baik .
Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang
melaksanakan tugas-tugas yang selaras karena akan menciptakan pertentangan dan
ketidakselarasan.
B. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
saa diperlukan secara sama dan yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama
(Justice is done when equals are treated equally).
C. Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim
menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian
dalam masyarakat.
D. Kejujuran
Kejujuran adalah apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya yang
bersih dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum bahwa pernyataannya
yang dikatakan itu sesuai dengan kenyataan yang benar adanya. Jujur berarti
juga menepatin janji atau kesanggupan melalui kata-kata yang masih terkandung
dalam hati nurani yang berupa kehendak, harapan, dan niat.
Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, Karen jujur mewujudkan
keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian
dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Barangsiapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya
orang itu berbuat benar dan barangsiapa tidak dapat dipercaya tutur katanya
atau tidak menepati janji dan kesanggupannya, termasuk golongan orang munafik
sehingga tidak menerima belas kasihan Tuhan. Pada hakekatnya jujur atau
kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi.
Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap perlu dipupuk. Namun,
demi sopan santun dan pendidikan, orang diperbolehkan berkata tidak jujur
sampai pada batas-batas yang dapat dibenarkan.
E. Kecurangan
Curang atau kecurangan adalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati
nurani atau orang tgersebut hatinya memang sudah bermaksud memperoleh
keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi
serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar
dianggap sebagai orang yang paling hebat, yang paling kaya, senang bila
masyarakat disekelilingnya hidup menderita dan biasanya tidak senang apabila
ada yang melebihi kekayaannya. Hal seperti itu dalam istilah agama tidak
diridhoi Tuhan.
F. Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak
tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik.
Lebih-lebih jika menjadi orang yang teladan bagi orang /tetangga disekitarnya
adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Betapa besar nama
baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Yang
dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu adalah cara berbahasa, cara
bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya
sesuai kodrat manusia, yaitu :
a) Manusia menurut sifat dasarnya adalah mahkluk moral.
b) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk
mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.
Ada tiga macam godaan yaitu, derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang
tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus ke jurang
kenistaan karena untuk memiliki derajat/pangkat, harta dan wanita itu dengan
mempergunakan jalan yang tidak
wajar. Ada godaan halus
yaitu membanggakan kekuasaan, kebesarannya dan kepandaiannya. Semua itu
mengundang arti kesombongan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus bertobat atau minta maaf. Tobat dan
minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan,
ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada
sesame hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa
kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur
selalu dipupuk.
G. Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat
berupa perbuatan yang serupa dan seimbang, tingkah laku yang serupa dan
seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang baik akan
mendapat balasan yang bersahabat, tetapi pergaulan yang buruk akan mendapat
balasan yang tidak bersahabat juga.
Pada dasarnya, manusia adalah mahkluk moral dan mahkluk social. Dalam bergaul
manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Perbuatan amoral
pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan
kewajiban manusia lain. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
BAB VIII
Manusia dan Pandangan Hidup
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup berarti
pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, arahan, petunjuk hidup di
dunia.
Pendapat atau pertimbangan
itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan hasil pemikiran manusia
berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya, dengan
demikian pandangan hidup itu melalui proses pemikiran yang lama sehingga dapat
diuji kenyataannya dan dapat diakui kebenarannya.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3
macam :
· Pandangan yang hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang
mutlak kebenarannya
· Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan
dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
· Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya
Jika pandangan hidup
diterima oleh sekelompok orang atau organisasi maka pandangan hidup itu disebut
ideologi.
B. CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan
, harapan , tujuan yang selalu ada dalam pikiran (KBBI). Tentang apa yang mau
diperoleh pada masa mendatang, sehingga cita-cita merupakan pandangan masa
depan, merupakan pandangan hidup yang akan dating. Apabila cita-cita tidak
mungkin atau belum terpenuhi disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang
merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita
teradapat jarak waktu.
Seorang dapat mencapai
cita-cita bergantung dari 3 faktor. Pertama, manusianya yaitu yang memiliki
cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi; dan ketiga, seberapa tinggi cita-cita
yang mau dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Orang
yang memiliki kemampuan tetapi tidak berkemauan, cita-citanya hanya merupakan
khayalan. Cara keras atau usaha seseorang dalam mencapai cita-citanya merupakan
suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.
Faktor kondsi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, dapat menguntungkan dan dapat
juga menghambat. misalnya seorang yang pintar ang bercita-cita menjadi seorang
sarjana dengan ekonomi yang kuat dapat menguntungkan, sebaliknya jika ekonomi
rendah dapat menghambat tercapainya cita-cita.
Faktor
tingginya cita-cita, jika seseorang
bercita-cita tinggi tetapi factor manusianya tidak memiliki kemauan dan kerja
keras, cita-cita hanya beruapa khayalan. Begitu juga dengan faktor kondisi jika
sesorang yang tak mampu dan memiliki cita-cita ingin bersekolah tinggi,
cita-cita pun berupa khayalan. Sehingga kita harus bertahap dalam mencapai
cita-cita yang diidamkan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan serta
kondisi. Tetapi tidak boleh putus asa dalam mencapai cita-cita dan harus
berusaha.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia adalah seorang pribadi yang memiliki jiwa
dan badan, yang memiliki pendapat sendiri,
mencintai diri sendiri, cita-cita sendiri dan
sebagainya, sehingga manusia terkadang tidak memiliki kebajikan.
Manusia merupakan makhluk
sosial: manusia bermasyarakat dengan saling menolong, saling menghargai.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.
Manusia sebagai makhluk
Tuhan, manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani juga fasiitas alam
sekitarnya.
Untuk melihat apa itu
kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi:
Sebagai makhluk pribadi,
manusia dapat menentukan baik dan buruk yang ditentukan oleh suara hati. Suara
hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang. Sebab itu
nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia. Suara hati selalu
memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak sesorang untuk berbuat baik
walaupun kadang manusia tidak mendengarkan suara hatinya.
Karena merupakan anggota
masyarakat, seseorang juga terikat oleh suara masyarakat.
Setiap masyarakat sekumpulan pribadi-pribadi,
sehingga setiap suara masyarakat adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi
dalam masyarakat.
Sebagai makhluk Tuhan, manusiapun harus mendengarkan suara hati Tuhan, karena
Tuhan selalu membisikkan sesuatu yang baik.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama
pembawaan (hereditas) yang telah ditentukan pada waktu seorang masih
dikandungan, kedua adalah lingkungan yang membentuk seorang merupakan alam
kedua yang terjadinya setelah seoraang anak lahir, ketiga adalah pengalaman
yang khas yang pernah diperoleh. Ketiga faktor tersebut yang menentukan pribadi
tiap orang berbeda.
D. USAHA/PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Untuk bekerja keras manusia dibatasi kemampuan
karena kemampuan manusia terbatas oleh fisik dan keahlian. Karan manusia
memiliki rasa kebersamaan, ketidakampuan itu pun dapat teratasi.
E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari
akal atau kekuasaan Tuhan. ada tiga filsafat yaitu aliran naturalisme,
intelektualisme dan gabungan.
· Aliran naturalism
Hidup manusia dihubungkan dengan kekutan gaib yang
merupakan kekuatan tertinggi. Ada 2 macam ajaran agama. Pertama, aran dogmatis
yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Kedua, ajaran dari pemuka-pemuka
agama yaitu hasil dari pemikiran manusia
· Aliran intelektualisme
Dasara aliran ini adalah logika/akal, dengan akal
manusia berpikir mana yang benar menurut akal itulah yang baik. Menurut aliran
ini keyakinan manusia itu bermula dari akal. Manusia yakin kebajikan hanya
dapat diperoleh dari akal, pandangan hidup ini disebut liberalism.
· Aliran gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan akal. Gaib
adalh kekuatan dari Tuhan, akal adalah dasar kebudayaan. Apabila dihubungan
dengan pandangan hidup, maka akan timbul 2 pandangan hidup, pandangan hidup
sosialisme dan pandangan hidup sosialisme religious.
F. LANGKAH – LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Langkah-langkah berpandangan hidup itu sebagai
berikut :
· Mengenal
Merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya dalam hal ini tentang pandangan hidup.
· Mengerti
Kita harus mengerti tentang pandangan hidup itu
sendiri, karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti apa yang terdapat
dalam pandangan hidupitu.
· Menghayati
Menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri. Ada sikap
penerimaan dan hal lain merupakan langkah yang menentukan terhadap langkah
selanjutnya.
· Meyakini
Meyakini merupakansuatu hal untuk cenderung
memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
· Mengabdi
Dengan mengabdi ini dapat merasakan manfaatnya. Dan
manfaatnya bisa terwujud dimasa masih hidup dan atau di akherat.
· Mengamankan
Mengamankan adalah proses terakhir, merupakan
langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran
dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu
BAB IX
Manusia dan Tanggung Jawab
1. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum
Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajub menanggung segala sesuatunya. Sehingga
tanggung jawab menurut kamum umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab
dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusi
akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya.
Sebagai contoh, Seorang mahasiswa
mempunyai kewajiban belajar, maka hal itu berarti ia telah memenuhi
kewajibannya. Berarti pula ia telah bertanggung jawab atas kewajibannya. Sudah
tentu bagaimana kegiatan belajar si mahasiswa, itulah kadar pertanggung jawabannya.
Bila pada ujian ia mendapat nilai A, B atau C itulah kadar
pertanggung-jawabannya.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau diipernuhi sebagai akibat
dari perbuatan pihak yang berbuat, sebagai pengabdian atau pengorbanan untuk
pihak yang berbuat atau pihak lain yang memberikan tanggung jawab. Kewajiban
atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat itu sendiri, atau
pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesame manusia,
antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara
dengan baik.
2. Macam-Macam Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang memenuhi
keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Dalam usahanya itu
manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut
keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar itu, lalu dikenal
beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap didri sendiri
menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam
mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Karena merupakan pribadi
maka manusoa mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri.
Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusai dapat
berbuat dan bertindak.
b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Tiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
Tetapi tanggung jawab merupakn kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan.
c) Tanggung jawab terhadap masyarakat
pada hakekatnya manusia tidak bisa
hidup tanpa bantuan manusoa lain, sesuai kedudukannya manusia sebagai makhluk
sosial. Karena membutuhkan orang lain maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan
anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota
masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat
tersebut.
d) Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi,
bahwa tiap individu manusia adalah warga Negara siatu Negara. Dalam berpikir,
berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran uang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya
sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada Negara.
e) Tanggung jawab terhadap
tuhan
Tuhan
menciptakan manusia di Bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk
mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melaluo berbagai macam agama.
3. Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggung jawab
juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah
perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
a) Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat, atau satu
ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah
rasa tanggung jawab. Apabila orang berkerja keras sehari penuh untuk mencukupi
kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Manusia tidak ada dengan sendirinya tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kebada Tuhan. Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan. Dan itu merupakan perwujudan tanggung
jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengobanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan
yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran
moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwa. Pengorbanan diserahkan
secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan
saja diperlukan.
Pengabdian lebh banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan, pengorbanan lebih
banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapu
pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
BAB X
MANUSIA DAN
KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu
merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar
ataupun dalam kecemasannya.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Kegelisahan juga diartikan salah satu
ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan
juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan.
Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia
yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Sebab-sebab orang
gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal
itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Dalam mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita
sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat
berfikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi.
Ada juga kesepian,
bermacam-macam penyebab kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam
hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi,
tidak suka bergaul. Dia lebih senang hidup sendiri.
Lalu terdapat
ketidakpastian, ketidakpastian muncul apabila seseorang tidak dapat berfikir
dengan pasti, sebabnya yaitu obsesi, phobia, komulasi, histeria, delusi,
halusinasi, dan keadaan emosi. Terdapat usaha-usaha untuk menyembuhkan
ketidakpastian, orang yang tidak dapat berfikir dengan baik, atau kacau
pikirannya ada bermaca-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu
bergantung kepada mental si penderita. Misalkan bila penyebabnya itu jelas,
misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang
dirindukan.
BAB XI
Manusia Dan
Harapan
Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia
itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan.
Biasanya beruapa pesan pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing masing. Misalnya. Budi yang
hanya mampu membeli sepeda. Biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli
mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi sebuah
tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk
merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud.
Maka perlu usaha dengan sungguh sungguh. Manusia wajib berdoa karena usaha dan
doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi dan menyangkut dengan
masa depan
Contoh:
· Budi seorang mahasiswa STMIK Gunadarma. Ia rajin belajar dengan harapan
didalam ujian semester mendapatkan angka yang baik.
Dari contoh itu terlihat apa yang di harapkan budi
ialah terjadinya sebuah keinginan. Karena itu dia bekerja keras tanpa mengenal
lelah. Semua itu dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang di harapkan
B.
APA SEBAB MANUSIA
MEMPUNYAI HARAPAN
· Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma
dalam diri manusia sejak manusia itu di ciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangin
, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Setiap manusia mempunyai kemampuan unutk itu semua.
· Dorongan Kebutuhan Hidup
Kebutuhan hidup dapat dibedakkan menjadi atas kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani, misal:
1. Kebutuhan Jasmani: Makan , minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan
juga papan), ketenangan dan juga hiburan
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.,
Hal ini di sebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
· Keamanan
Setiap Orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah
membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta
perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah di
peluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin di lindungin. Rasa aman
tidak haru di wujudkan dengan perlindungan yang Nampak, secara moral pun
orang lain dapat memberi rasa aman.
· Hak dan Kewajiban mencintai dan di cintai
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia
maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak
anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu “Ibu ini kok menganggap arief
masih kecil saja, semua di atur!” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah
tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya. Bila seorang telah menginjak dewasa
maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya memounyai harapan untuk
dicintai dan mencintai.
· Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa untuk apa, mengapa manusia
hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa,
mengapa aku ini dilahirnkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil
kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu tentu akan
bertanya tentang statusnya.
· Perwujudan dan cita cita
Selanjutnya manusia berharap di akui keberadaannya sesuai dengan
keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agari ia diterima atau di akui
kehebatannya.
C.
Kepercayaan
· Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini
kebenaran. Kepercayaan adalah hal hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
1. Ia tidak percara diri sendiri
2. Kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat
itu itu ambil dari ajaran Al-Quran
Dengan contoh berbagai kalimat yang sering kita dengar dalam ucapan
sehari hari itu, maka jelaslah kepada kita. Bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran.
· Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang
mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidpnya. Ia merupakan
focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
D.
BERBAGAI
KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
· Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap pribadi manusia.
Percaya diri sendiri hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya diri
sendiri menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, idirnya mampu
mengerjakan yang di serahkan atau di percayakan kepadanya
· Kepercayaan Kepada Orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang
tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu
percaya terhadap hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya.
· Kepercayaan kepada pemerintah
Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia atau setikda
tidaknya Tuhanlah pemilih kedaulatan sehati, karena semua adalah ciptaan Tuhan.
Semua mengemban kewibawaan , terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung
di karuniai kewibawaaan oleh tuhan, sebab langsung di pilih oleh tuhan pulla
(kerajaan)
· Kepercayaan kepada tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting. Karena
keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi di ciptakan leh Tuhan.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu
amat penting. Karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia
dengan Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar