• Kata – kata yang diawali oleh konsonan hambatan tak bersuara /p/, /t/, /k/, dan geseran
apiko alveolar /s/ jika mendapat awalan meng- atau peng- fonem tersebut hilang atau
luluh,
Contohnya: Orang itu memukul bola dengan sangat baik.
Pemuda itu menyusun tugasnya dengan sangat rapih.
• Kata – kata serapan diawali dengan konsonan bilabial tak bersuara /p/ seperti : paket,
potret, piket. Jika mendapat awalan meng- dan peng- atau peng-an, kata – kata tersebut
diperlakukan sama dengan kata – kata dalam Bahasa Indonesia yang lain.
Contohnya : Wanita itu sangat hebat dalam memotret.
Agus sedang memaketkan motornya.
• Kata – kata serapan yang diawali dengan konsonan hambatan apiko dental tak bersuara
/t/, seperti : target, teror, telpon. Apabila dibentuk dengan awalan meng- dan peng-an
agar dapat dibentuk sesuai dengan kaidah morfofonemik yang berlaku, maka konsonan
awal tidak mengalami peluluhan, selain itu juga diberi tanda hubung untuk mempertegas
batas antara kata dasar dengan unsur – unsur pembentukannya.
Contohnya : KPK men-target-kan Indonesia bebas korupsi 2025.
Semua yang terlibat dalam pen-teror-an tersebut di hukum seadil – adilnya.
• Konsonan geseran labio-dental tak bersuara /f/ dulu disesuaikan dengan system fonologi
Bahasa Indonesia menjadi /p/. yang sudah disesuaikan menjadi /p/ mengalami
penghilangan atau luluh, sedang apabila tetap /f/ mendapat sengauan yang homorgan,
yaitu /m/.
Contohnya : Presiden yang baik selalu memikirkan nasib rakyatnya
Dia tega menfitnah teman baiknya sendiri.
• Konsonan hambatan dorso-velar tak bersuara /k/, seperti : katrol, kontak, konsep, dan
keker luluh apabila mendapat awalan meng- atau konfiks peng-an.
Contohnya : Pemburu itu sedang focus mengeker hewan buruannya.
Arsitektur sedang mengerjakan pengonsepan gedung baru MK.
• Kata - kata serapan yang diawali dengan fonem geseran apiko-dental tak bersuara /s/
ada yang mengalami peluluhan ada yang tidak. Seperti : sample, setor, sekrup.
Contohnya : Para nasabah menyetor sejumlah uang ke bank.
Pak polisi menyetop kendaraan yang melanggar peraturan lalu lintas.
• Seperti halnya pada unsur serapan yang lain, kata – kata yang masih terasa asing
mendapat perlakuan yang berbeda.
Contohnya : Pensinkrunan komputer tersebut gagal.
Orang itu sedang berusaha mensistematiskan cara lama.
• Kata dasar serapan yang diawali oleh gugus konsonan /pr/ dan /kr/ seperti : protes,
program, produksi. Jika mendapat awalan meng- /p/ dan /k/ tidak luluh, tetapi apabila
mendapat konfiks peng-an /p/ dan /k/ -nya luluh.
Contohnya : Panitia sudah memperkirakan jumlah penonton yang akan datang
Perkiraan saya besok akan hujan lebat.
• Kata – kata serapan yang diawali dengan gugus konsonan /tr/, /st/, /sk/, /sp/, /pl/, /kl/,
tidak mengalami peleburan, baik dalam pembentukan dengan awalan meng-, peng-
maupun konfiks peng-an.
Contohnya : Sangat sulit untuk menstabilkan bola itu.
Lina sedang mentraktir teman – temannya makan bakso.
• Kata – kata serapan yang diawali oleh gugus konsonan yang terdiri atas tiga fonem dan
fonem yang pertama berupa hambatan atau geseran tak bersuara, apabila ada, konsonan
pertamanya tidak pernah lebur apabila mendapat awalan meng- atau peng-.
• Kata – kata serapan itu tentu saja juga dapat mengalami proses pengulangan seperti :
traktor-traktor, komputer-komputer. Kata – kata serapan tidak dapat mengalami
perulangan sebagian yang berupa dwipurna atau dwiwasana. Pada pengulangan dengan
awalan konsonan awal pada suku ulangannya juga tidak luluh.
Contohnya : Para penonton hanya bisa mengkritik-kritik permainan Timnas.
Pemain sirkus itu sedang berusaha menstabil-stabilkan bola – bola itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar